Unpas Gunakan Amazon Web Service untuk Pengembangan Hybrid Learning
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, sangat memungkinkan sesuatu kegiatan dilakukan secara online tanpa harus bertatap muka secara langsung. Apalagi mengingat dengan kondisi pandemi yang masih ada di Indonesia. Mau tidak mau pembelajaran harus dilakukan dari rumah.
Kehadiran teknologi komputasi awan (cloud computing) tentu sangat berperan penting untuk mendukung pendidikan saat ini. Karena, mahasiswa tak lagi mengirimkan atau mengerjakan tugas diatas kertas. Namun, mengunggahnya ke e-learning atau learning system management masing-masing. Sehingga membutuhkan penyimpanan yang memadai pada server.
Oleh karena itu, Universitas Pasundan gunakan Amazon Web Service (AWS) untuk mengoptimalkan Hybrid Learning dan mengaplikasikan AWS ke sistem daring karena lebih andal dan efisien dari segi biaya maupun keamanan.
Amazon Web Services (AWS) merupakan platform cloud paling komprehensif dan diadopsi secara luas di dunia, menawarkan lebih dari 200 layanan berfitur lengkap dari pusat data secara global.
Pada 2017, Universitas Pasundan menerapkan Amazon EC2 pada website repositori. Yang di mana, repositori ini digunakan untuk menyimpan hasil publikasi mahasiswa dalam bentuk laporan penelitian tugas akhir, tesis dan disertasi.
Tahun berikutnya, Universitas Pasundan beralih ke Amazon S3 dan Amazon CloudFront untuk meningkatkan situs website hingga 70 persen.
Pada tahun 2019, Universitas Pasundan bermigrasi ke Amazon Web Service karena saat itu Unpas mengalami tantangan ketika mengelola server akademik on-premise yang di mana menyimpan seluruh transaksi perkuliahan dan data mahasiswa. Listrik tidak stabil yang sering mengakibatkan hard disk rusak dan menyebabkan hilangnya data.
“Sejak berimigrasi, Unpas tidak lagi khawatir tentang koneksi internet atau listrik yang dapat menghambar kinerja web,” jelas Ferry Mulyanto, Administrator Sistem TI Universitas Pasundan.
Saat sesi diskusi bersama Indonesia Media, Pak Ferry Mulyanto mengungkapkan dalam pengembangan Hybrid Learning, nantinya akan mengurangi kapasitas mahasiswa yang melakukan pembelajaran secara tatap muka dengan rasio perbandingan 20 persen di kelas dan 70 persen lainnya melalui pembelajaran daring.
Beliau juga menambahkan, dalam proses pembelajaran hybrid ini juga sangat diperlukan adanya koneksi website yang stabil, performa server yang andal dan tingkat keamanan yang cukup tinggi, mengingat nantinya seluruh data tentang mahasiswa akan berada dalam server tersebut.
“Maka dari itu, kami memilih AWS karena mampu memenuhi kebutuhan yang kami inginkan dalam mengoptimalkan Hybrid Learning ini,” lanjutnya.
Sumber : rri.co.id
unpas.ac.id