Kuliah Umum Kemenristek Dikti
Dirjen Belmawa Kementerian Ristek Dikti, Prof. Ismunandar, Ph.D membubuhkan parafnya pada prasasti peresmian gedung Pascasarjana dan Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Bandung, Selasa 12 Maret 2019, disaksikan Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom (kedua dari kiri) dan Ketua LL Dikti Wilayah IV Jawa Barat-Banten Prof. Dr. H. Uman Suherman (kanan). Prasasti itu kemudian akan ditandatangani oleh Menteri Ristek Dikti yang hari itu berhalangan hadir karena secara mendadak dipanggil presiden.*
Pembelajaran Jarak Jauh se Indonesia
Diresmikan dari Kampus Unpas
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Ristek Dikti, Prof. Ismunandar, Ph.D meresmikan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) se Indonesia, Selasa 12 Maret 2019, di aula dr. Djoendjoenan, Kampus V Unpas Jl. Sumatera 41 Bandung. Untuk sementara, pada hari itu peresmian dilaksanakan untuk satu program studi yaitu Pendidikan Matematika yang akan diikuti oleh program studi lannya se Indonesia.
Peresmian ditandai dengan tele-conference Dirjen Belmawa dengan 22 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, termasuk 4 perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Paguyuban Pasundan yakni Universitas Pasundan (dengan kampus V Jl. Setiabudhi 193 Bandung), STIE Pasundan, STKIP Pasundan dan STH Pasundan serta kantor LL Dikti Jawa Barat di Jl. PHH Hasan Mustfa, Bandung.
Pada tele-conference itu Dirjen didampingi Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si, Ketua LL Dikti Jawa Barat, Prof. Dr. H. Uman Suherman dan Direktur Pembelajaran Dr. Paristiyanti.
Selesai peresmian, Dirjen Belmawa menuliskan kesan-kesannya pada sehelai kertas tentang kunjungannya ke Universitas Pasundan dan Paguyuban Pasundan. Ia menuliskan kalimat “Terus Maju Unpas Berkarya untuk Kecerdasan Bangsa” setelah terlebih dahulu mendengarkan paparan Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom tentang sejumlah prestasi yang telah dicapai Unpas sehingga menempati posisi perguruan tinggi terbaik di tingkat nasional.
Dirjen juga membubuhkan parafnya pada prasasti tentang peresmian gedung Pascasarjana Unpas dan gedung Fakultas Kedokteran Unpas yang akan ditandatangani oleh Menteri Ristek Dikti serta menyampaikan kuliah umum jarak jauh melalui tele-conference dengan 22 perguruan tinggi di Indonesia itu.
Prof. Ismunandar menjadi penyaji menggantikan Menteri Ristek Dikti yang berhalangan hadir karena mendadak dipanggil presiden. Upaya perguruan tinggi dalam mencetak lulusan berdaya saing pada Era Industri 4.0 menjadi topik bahasannya. Acara dipandu Dr. Yadiman, SH, MH yang dihadiri sekitar 600 audiens, baik mahasiswa maupun dosen.
Sebagai latar belakangnya, dipaparkan Ismunandar bahwa era industri di dunia diawali dengan ditemukannya mesin yang lebih efisien dalam menangani pekerjaan. Setelah itu disambung dengan ditemukannya listrik, kemudian komputerisasi, dan sekarang komunikasi berbasis internet.
“Memang benar, adanya otomatisasi menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan. Yang semula ditangani manusia, kini cukup hanya dikerjakan mesin atau robot, yaitu untuk jenis pekerjaan yang bersifat rutin dan mengandung bahaya. Tapi, pada kondisi sekarang ini lahir pula jenis pekerjaan baru. Bahkan ada pekerjaan yang tidak bisa ditangani oleh robot, antara lain pekerjaan-pekerjaan kreatif atau yang membutuhkan emosi. Demikian juga leadership atau kepemimpinan. “Karena itulah, meskipun ada program pembejalaran jarak jauh, kehadiran dosen tetap saja diperlukan,” paparnya.
Mesin atau robot tidak bisa menggantikan manusia. Ketika tugas manusia dalam melakukan pekerjaan digantikan robot, maka dengan sendirinya manusia harus meningkat. Jangan sampai manusia menjadi bawahan robot.
Dalam kondisi sekarang ini, dengan sendirinya perguruan tinggi harus mampu membuat terobosan-terobosan baru. Pada intinya hal itu bertumpu pada upaya meningkatkan kualitas lulusan, kualitas dosen, dan kualitas implementasi Tri Dharma.
Dikatakannya, penelitian ilmiah yang dilakukan perguruan tinggi kita sudah jauh lebih meningkat. Demikian pula dalam hal publikasinya sudah mampu menyalip Singapura dan Thailand. “Namun, penelitian yang dilakukan perguruan tinggi ini harus dilanjutkan ke tingkat inovasi, lalu hasilnya dijual kepada masyarakat yang akan menggunakannya. Dengan cara itulah kita akan mampu meningkatkan daya saing,” ucap Ismunandar.
Menurut Dirjen Belmawa, perguruan tinggi dalam menyambut Era Industri 4.0 harus melaksanakan 4C, yaitu communication (kemampuan berkomunikasi), collaboration (kemampuan berkolaborasi), critical thinking and problem solving (berpikir kritis dalam memecahkan masalah), dan creativity and innovation (kreatif dalam melakukan inovasi).
Dalam sambutannya, Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom. menegaskan harapannya bahwa acara tersebut dapat memberikan motivasi bagi pengembangan perguruan tinggi, khususnya yang berada di bawah naungan Paguyuban Pasundan.
Prof. Eddy Jusuf menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan Unpas yang berhasil meraih nilai A pada akreditasi institusi yang baru lalu. Kini Unpas menduduki peringkat ketiga dari seluruh PTS yang ada di Indonesia, setelah pada tahun sebelumnya berada di posisi sepuluh besar.
“Kami akan bekerja keras untuk meraih peringkat kesatu,” ucapnya.
Sedangkan Prof. Didi Turmudzi mengatakan bahwa acara kuliah umum seperti itu, yang bertujuan untuk semakin memantapkan perguruan tinggi, diharapkan menjadi bagian dari ibadah kita.*** (TS)