Apa yang dimaksud dengan Plagiarisme ?
Plagiat tidak hanya sekedar Copy Paste
Fakultas Teknik UNPAS Bandung – Menurut KBBI, Plagiat atau Plagiarisme merupakan aktivitas pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah milik sendiri atau karangan sendiri.
Menurut Silverman, plagiarisme atau plagiasi adalah menulis fakta, kutipan, atau pendapat yang didapat dari orang lain atau buku, makalah, film, televisi, atau tape tanpa menyebutkan sumbernya.
Sederhananya plagiat adalah aktivitas menjiplak karangan orang lain dan mengakuinya sebagai karangan sendiri tanpa seizin pembuatnya, plagiat termasuk dalam tindakan kejahatan yang melanggar hak cipta dan pelaku yang melakukan plagiat disebut sebagai plagiator.
Tindakan Plagiasi sangat merugikan orang lain khususnya bagi pencipta karangan itu sendiri, bahkan diranah akademik kegiatan ini beresiko mencoreng integritas akademik kampus sebagai salah satu penyumbang ilmu pengetahuan, hingga prinsip moral terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran di lingkungan akademik.
Dikutip dari detik.com, pakar dari layanan deteksi plagiarisme berbasis internet Turnitin Yovita Marlina mengatakan bahwa “Kita tidak bisa menyalahkan seratus persen akan adanya plagiarisme karena perlu adanya edukasi menyeluruh agar para mahasiswa mempunyai integritas dalam setiap pekerjaan mereka”
Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait apa itu plagiarisme, pencegahan, hingga resiko tindakan plagiarisme. Karena tindakan plagiarisme dianggap sebagai tindak pidana maka pelaku pantas mendapat hukuman sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan RI no 17 tahun 2010, meliputi :
1. Sanksi bagi Mahasiswa
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f. Pemberhentian tidak hormat dari status sebagai mahasiswa
g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program
2. Sanksi bagi Dosen/ Peneliti/ Tenaga kependidikan
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian hak dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
d. Penurunan pangkat dan jabatan akademik/ fungsional
e. Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli peneliti utama bagi yang memenuhi syarat
f. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
g. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
h. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan
Tipe-tipe Plagiarisme
Dikutip dari detik.com, Yovita (Senior Manager Turnitin, Southeast Asia) menjelaskan bahwa plagiarisme bukan hanya sekedar copy paste saja, hal ini juga berhubungan dengan beberapa hal penting, seperti :
1. Kemampuan menyusun kosakata dan memahami tata bahasa
2. Kemampuan berpikir kritis
3. Kemampuan berargumentasi
4. Keterampilan dalam mengutip
5. Keterampilan melakukan parafrase
6. Manajemen waktu
Berdasarkan penjelasan diatas maka tidak semua karya yang memiliki ide atau gagasan yang sama dapat disebut plagiarisme. Terdapat beberapa tipe plagiarisme yang perlu diketahui, Dikutip dari lib.ugm.ac.id, Soelistyo (2011) mengemukakan beberapa tipe plagiarisme :
1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism), Plagiator menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
Tipe plagiarism ini sering dijumpai di berbagai artikel atau berita yang diterbitkan secara pribadi, karena skala pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh ide atau gagasan penulis benar-benar diambil.
2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source), Plagiator menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
Tipe plagiarism ini sering dijumpai pada karya tulis hingga tugas akhir/ skripsi dimana plagiator tidak menyebutkan secara lengkap referensi yang dirujuk dalam kutipannya
3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship), Plagiator mengaku sebagai pengarang karya tulis dari karya orang lain.
Tipe Plagiarism ini sering dijumpai pada karya seperti buku yang mengganti sampul buku dengan sampul atas namanya tanpa izin untuk membohongi publik.
4. Self Plagiarism, Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah.
Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya Karya lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga pembaca akan
memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama.
Penyebab terjadinya Plagiarisme di Lingkungan Kampus
Tidak ada penyebab pasti mengapa plagiarisme terus terjadi, bahkan di lingkungan kampus dimana civitas akademica diberikan wawasan tentang plagiarisme saja kasus plagiarisme terus terjadi baik dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, berikut beberapa sebab terjadinya plagiarisme di lingkungan kampus :
1. Minimnya Referensi
Minimnya referensi atau sumber rujukan membuat plagiarism mungkin terjadi, hal ini menyebabkan penulis kesulitan dalam menyampaikan ide atau gagasan kedalam karya ilmiah dengan baik.
2. Terburu-buru
Siapa diantara kalian yang suka mengerjakan segala sesuatu dengan terburu-buru ?, kebiasaan ini sering terjadi karena malas atau terlalu meremehkan tugas yang menjadi tanggung jawab civitas akademica.
Karena sudah mendekati tenggat waktu yang telah ditentukan maka penulis tidak memiliki waktu untuk melakukan pengutipan dengan tepat hingga kurang maksimal dalam melakukan parafrase.
Parahnya untuk menghindari hal tersebut penulis bisa saja hanya melakukan copy paste untuk mengejar deadline.
3. Rendahnya Minat Baca
Dalam penulisan karya ilmiah penulis membutuhkan referensi dari penelitian sebelumnya hingga buku yang sesuai dengan topik karya ilmiah. Rendahnya minat baca dan analisis membuat tindakan plagiarisme kerap terjadi sebagai jalan pintas.
Untuk menghindari plagiarisme penulis harus meningkatkan minat baca dan analisa dari sumber rujukan hingga menerapkan teknik pengutipan yang baik dan benar.
4. Kurang memahami plagiarisme
Sekolah atau Perguruan tinggi telah memberikan kelas khusus yang membahas tentang edukasi dan sosialisasi terkait plagiarisme namun tetap saja kasus tersebut kerap kali terjadi karena kurangnya perhatian guru atau dosen untuk memastikan mahasiswa tidak melakukan tindakan tersebut.
Mahasiswa juga kurang terlalu memperhatikan resiko yang akan ia dapatkan jika melakukan tindakan tersebut walaupun ia tahu bahwa plagiarisme termasuk tindak pidana yang merugikan.
Setelah mengetahui pengertian, tipe, serta penyebab terjadinya Plagiarisme atau Plagiat diharapkan kita dapat memahami bahwa tindakan tersebut sangat merugikan untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pelajari juga bagaimana cara menghindari plagiarisme yang telah Fakultas Teknik UNPAS rangkum khusus untuk mahasiswa yang saat ini sedang mengerjakan Tugas Akhir atau Skripsi.
Source :
detik.com/edu/detikpedia/d-5965293/benarkah-plagiarisme-bukan-hanya-copy-paste-begini-kata-pakar-turnitin
penerbitdeepublish.com/plagiarisme-adalah/
penerbitbukudeepublish.com/pengertian-plagiarisme/
lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327