Bukan Laboratorium tapi Studio, pendapat mahasiswa PWK UNPAS dalam menjalani praktikum Online
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota atau PWK merupakan sebuah program studi di bawah Fakultas Teknik UNPAS yang fokus dalam menganalisis/ merumuskan potensi dan permasalahan pengembangan wilayah dan Kota.
Dengan kompetensi lulusan yang dibagi menjadi 3 berdasarkan profil lulusan yakni Sarjana perencanaan / Akademisi, Konsultan /profesional, dan Pegawai Negeri Sipil / Birokrat. Namun untuk memenuhih ketiga profil diatas, peran kampus dalam menyediakan Sarana dan Prasarana sangat berpengaruh.
Seperti halnya kegiatan praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiswa PWK, karena kegiatan tersebut dilaksanakan di studio dimana setiap studio memiliki peran dan tujuan yang berbeda-beda.
Walaupun tidak semua praktikum menggunakan Studio, namun momen-momen terbaik sebagai mahasiswa PWK terletak pada kegiatan di dalam studio tersebut. Terdapat 5 Studio yang ada di PWK, yaitu :
- Studio Proses
- Studio Kota
- Studio Wilayah
- Studio Transportasi
- dan Studio Tata Letak Ruang
Menurut Kang Farhan, mahasiswa PWK angkatan 2018, pengalaman menggunakan Studio sangatlah memorable dan berkesan, tentu sebelum pandemi COVID19 dan semua kegiatan dilakukan secara Online.
Salah satu aktifitas yang dilakukan dalam Studio PWK adalah survey lapangan di instansi daerah, tempat usaha, dsbnya. Kegiatan tersebut dilakukan secara berkelompok untuk memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan aspek dari setiap kelompok.
Untuk memperoleh data yang sesuai, mahasiswa di tuntut untuk mampu membuat pertanyaan yang sesuai serta mampu untuk mengolah data yang di dapat agar menghasilkan informasi yang sesuai fakta dan berkualitas.
Walaupun saat ini kegiatan survey lapangan dilakukan oleh perwakilan mahasiswa, hal tersebut tidak membatasi mahasiswa untuk mencari data yang mereka butuhkan, peran asisten dosen dalam mendampingi mahasiswa juga sangat membantu.
“Untuk dukungan Asisten Dosen nilainya 8.5, kan saya sering tanya, kang data ini nggak ada, narahubungnya juga gak ada, terus asdos langsung mencarikan apa yang saya butuhkan jika benar-benar sulit atau menyarankan web mana yang sekiranya menyediakan data tersebut” kata Teh Syifa, mahasiswa PWK angkatan 2019.
Tidak dipungkiri bahwa kegiatan studio secara daring memiliki kendala tersendiri bagi mahasiswa PWK, namun Kang Farhan dan Teh Syifa membuktikan bahwa mereka mampu melewati kegiatan praktikum walaupun secara daring.
Kang Farhan berharap jika di semester selanjutnya kegiatan praktikum di studio ini bisa berjalan secara tatap muka lagi karena lebih maksimal untuk mendapatkan esensi dari praktikum. Berbeda dengan Teh Syifa yang sepertinya mulai terbiasa dengan praktikum secara online karena segala yang Teh Syifa butuhkan telah terpenuhi.
Teh Syifa hanya berharap agar Dosen atau asisten dosen memberikan kelonggaran bagi teh Syifa dan mungkin mahasiswa lainnya yang masih kebingungan dalam menangkap materi yang telah dijelaskan.
Masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan di Studio PWK dan dari kegiatan tersebutlah mahasiswa PWK mengetahui setelah lulus nanti mereka akan bekerja menjadi apa, apakah sebagai akademisi, birokrat, atau Profesional.